REPUBLIKA.CO.ID, MONTREAL -- Sejak mengenal Islam pada 1995, Celine Leduc memilih untuk menjadi seorang Muslimah yang kaffah. Perkenalannya dengan Islam yang menempuh jalan terjal, membuat Celine ingin memperkuat keimanannya dengan lebih intensif berkenalan dengan Islam.
Ia sempurnakan pengetahuannya dengan mendalami studi Islam di kampus. Kini, keimanannya kian mantap. Dan celine begitu bahagia dengan identitas barunya itu. "Alhamdulillah, sekarang aku mengenakan jilbab. Aku juga kembali ke kampus untuk meneruskan pendidikan yang terbengkalai. Aku juga mulai menulis buku tentang Islam dan perempuan di abad ke-7," paparnya.
Celine juga kembali aktif bersiaran di sebuah radio. Ia buat program dialog dengan durasi satu jam. Dalam program itu, Celine berbicara dengan banyak perempuan di seluruh dunia. Ia sampaikan pesan-pesan perdamaian dalam Islam kepada perempuan yang berdialog dengannya. "Aku pun mencoba untuk membuat sebuah film tengah kehidupan perempuan muslim dan peranan mereka dalam kehidupan," katanya.
"Allah membimbing dan memberiku jawaban atas pencarian. Kini, adalah tugaskku untuk menyempurnakan apa yang Allah berikan padaku tentang Islam," kata dia.
Setelah memeluk Islam, namanya berganti menjadi Umu Kalsum. Ia adalah puteri Nabi Muhammad. Nama itu dipilih karena dirinya ingin menjadi muslim yang baik.
"Semoga Allah membimbing semua orang yang memiliki hati yang patah. Allah tidak akan menyembuhkan hati kita sebelum kita memulainya," tegasnya.
Awal mula perkenalan Celine dengan Islam adalah ketika terjadi kontroversi di Montreal terkait larangan mengenakan jilbab. Celine memutuskan untuk mendokumentasikan kejadian ini. Berbekal pengalaman menjadi penyiar radio selama empat tahun, Celine mencari narasumber terkait masalah pelarangan tersebut. Ia pun bertemu dengan narasumber seorang perempuan yang ramah dan baik hati. Perempuan itu berasal dari Irak. Saat itulah, perempuan Irak tersebut memaparkan bagaimana pentingnya jilbab dan arti jilbab baginya.
"Yang mengejutkanku adalah komitmen perempuan ini kepada Allah begitu besar. Aku sangat terkesan dengan kejujuran dan kebaikan hatinya," ungkap dia.
"Ia dengan ramah menjelaskan kepadaku apa itu Islam. Lalu ia paparkan konsep 'Tiada Tuhan Selain Allah, Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah'. Ia juga menceritakan tentang Yesus dan ibunya Maryam. Yang membuatku heran, bagaimana ia tahu soal itu," kata dia heran.
Selama sebulan, Celine terus berinteraksi dengan perempuan itu. Pemahamannya tentang Islam maju pesat. Tanpa sadar fondasi keislaman Celine mulai terbentuk pula. Hingga pada akhirnya, Celine mengucapakan dua kalimat syahadat dihadapan sahabatnya itu. "Alhamdulillah, aku menemukan apa yang dicari selama ini. Pencarian tentang kebenaran hakiki," tuntas Celine.