Nasib BlackBerry Messenger di Ujung Tanduk?
ONTARIO – BlackBerry mungkin telah kehilangan dominasinya di pasar smartphone global, tapi BlackBerry Messenger (BBM) harus diakui masih sangat populer di seluruh dunia. Meski begitu, munculnya banyak layanan pesan lain sebagai pesaing baru tentu akan membuat persaingan semakin ketat. Lalu benarkah nasib BlackBerry Messenger kini berada di ujung tanduk?
Dilansir dari Gizmodo, Jumat (25/5/2012), The Wall Street Journal melaporkan bahwa BBM menyebabkan beberapa perselisihan dalam dinding markas Research In Motion (RIM). Sehingga muncul ketidakpastian apa yang diperlukan di masa depan.
“Layanan ini (BBM) juga menghadapi sejumlah pesaing baru, seperti iMessage Apple dan layanan pesan pihak ketiga seperti WhatsApp Messenger yang bisa digunakan pada banyak perangkat,” tulis The Wall Street Journal dalam artikelnya.
Menurut beberapa sumber, ada dorongan dari RIM untuk membangkitkan BBM, terlebih lagi mengingat Chief Executive RIM Thorsten Heins juga sedang fokus dalam mendorong hadirnya ponsel dan sistem operasi baru akhir tahun ini. “Itu adalah perubahan besar sejak beberapa bulan lalu, ketika eksekutif senior RIM berusaha keras mencari cara memanfaatkan layanan BBM yang populer,” ujar sumber tersebut.
Journal juga mengisyaratkan adanya rencana terbaru untuk memperluas layanan BBM ke smartphone lain, yang disebut dengan projek “SMS 2.0”. Tapi projek tersebut harus menghadapi masalah karena adanya selisih pendapat di dalam RIM.
Terlepas dari kabar yang membelit BBM, analis masih menilai layanan pesan tersebut berada di posisi nomor satu. “Untuk saat ini, saya bisa katakan bahwa BBM masih menjadi nomor satu (di lingkup pesan). Pertanyaanya sekarang adalah apa yang RIM akan lakukan dengan BBM? Dapatkan mereka mempertahankan posisi bertahan tersebut, terutama ketika ada layanan lain yang berkembang,” ungkap analis Gartner, Michael Gartenberg.
Sumber:
http://techno.okezone.com/read/2012/05/25/325/635424/nasib-blackberry-messenger-di-ujung-tanduk